Amaliyatut Tadris, Menyiapkan Calon Guru Sejak Dini

Praktek Mengajar

Pesantren Sabilil Muttaqien untuk menanamkan sejak dini kecintaan menjadi guru, selenggarakan program Amaliatud Tadrsis. Kegiatan ini dilaksanakan selama sekira dua minggu pada awal awal semester dua. Para santri kelas VI atau kelas 12 Madrasah Aliyah wajib mengikuti kegiatan ini.

Dalam Amaliyatut tadris ini, para santri mengajar kelas kelas bawah yang materinya telah ditentukan para pembimbing. Karena sifatnya masih tingkat dasar, mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa pelajaran keagamaan dan kebahasaan.

Hanya saja yang unik dalam praktek mengajar ini, guru praktek hanya ada dua pilihan bahasa pengantar, yaitu arab dan inggris. Dan guru tidak diperkenankann sama sekali menggunakan bahasa nasional apalagi bahasa daerah.

“Guru adalah prosesi yang baiknya berangkat dari kesadaran yang penuh tanpa keterpaksaan. Artinya guru benar benar menjadi pilihan, menjadi panggilan jiwa. bukan sekedar profesi pelarian” kata ustadz Suparno, M. Pd

Kepala MA Sabilil Muttaqien ini menjelaskan memang pesantren tidak menproyeksikan semua santri menjadi guru. Santri bisa menjadi apa saja. Dan pesantren akan mendorong dengan menyiapkan program yang beragam.

Lanjut Ust Suparno, dalam tradisi pesantren. Santri selepas dari pondok bisa berprofesi apa saja. Pegawai, pengusaha dan sebagainya. Hanya saja ada kewajiban apapun profesinya utuk nasyrul ilmi wa amal. Meskipun sehari hari bukan ustad atau guru.

Maka salah satu program pesantren adalah santri diajari dasar dasar pendidikan dan praktek mengajar mulai kelas 5 atau kelas 2 Madrasah Aliyah. Dan diakhir semester kelas 6 diwajibkan praktek mengajar untuk kelas kelas bawah.

Dengan program ini diharapkan ke depan, santri PSM yang memang melanjutkaan kuliah keguruan di perguruan tinggi. Betul betul berangkat dari kesadaran dan kecintaan menjadi guru. Dan kelebihanya mereka telah memiliki bekal yang kuat yang barangkali tidak dimiliki yang lain.

Dan paling urgen dengan program ini, santri telah tertanam sejak dini tentang mulyanya menjadi guru. Dan pentingnya guru memiliki profesionalitas mengajar. Sehingga perlu menyiapkan pembelajaran secara matang. Tentang materi, methode, dan target target setiap pertemuan.

“Tidak kalah penting, dalam praktek ini, betul betul ditanamkan sikap dan kehormatan guru. Jadi guru harus menjunjung tinggi moralitas, sikap dan keteladalan dihadapan murid. Ini menjadi point penting dalam penilaian” ujar Ust Makruf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *