Covid Bukan Aib

Sebagian orang masih menganggap covid itu suatu aib dan penyakit yang bisa menurunkan martabat yang harus disembunyikan.

Pandangan yang demikian adalah pandangan yang salah, dan keliru sekali. Covid bisa kena siapa saja, tidak hanya orang orang jahat, tapi juga orang orang baik bahkan kalangan kyai dan ulama.

Jadi, jangan ada anggapan, kalau covid itu adzab yang hanya layak menimpa para pendosa. Sehingga bila terkena, harus disembunyikan rapat rapat agar tidak ada orang yang tahu dan tetap bergaul dengan banyak orang, supaya terlihat baik bajk saja. Ini sangat salah.

Covid yang lagi melanda saat ini adalah wabah, pendemi. Butuh kebersamaan untuk menghadapi. Diperlukan empati untuk saling membantu. Butuh butuh orang lain, dan tidak bisa diatasi sendiri.

Sikap egois, “asal saya tidak kena, asal saya tidak apa apa, orang lain bukan urusan saya”. Sikap seperti ini sangat buruk. Orang akan mengabaikan sesuatu yang sungguh bahaya bagi yang lain.

Jadi, bila ada gejala tertentu yang mengindikasikan itu covid. Berhentilah beraktifitas ketemu dengan orang orang. Tetap di rumah saja, taati protokol kesehatan. Dan jujurlah pada orang orang sekitar. Sehingaa orang lain bisa waspada.

Kemudian kalau kebetulan di sekitar ada orang yg bergejala atau positif covid. Tidak perlu bereaksi secara berlebihan. Apalagi menampakan kebencian, kata kata atau tindakan yang berkesan mengucilkan. Ini semakin menambah beban mereka.

Berikan kepedulian yang simpatik, nasehat yang baik untuk menahan diri agar tidak keluyuran kemana mana. Kirimkan obat dan keperluan lain yang dibutuhkan. Dan kalau jaga jarak, katakan ini adalah prosedur bukan berarti mengucilkan.

Ingat, sikap buruk orang sekitar pada penderita covid akan memperburuk keadaan. Mereka sudah menghadapi beban berat melawan virus. Kalau masih ditambah depresi akibat pengucilan orang sekitar. Beban mereka semakin berat.

Bahkan sebagian orang, dinyatakan positif saja, langsung drop. Ini karena begitu gencarnya pemberitaan korban covid setiap hari. Mereka yang positif akan cenderung cemas, takut dan khawatir. Ini bila berlebihan pasti akan menimbulkan dampak psikologi yang bisa menurunkan daya tahan dan imunitas tubuh.

Padahal imunitas dan daya tahan tubuh ini, satu satunya yang bisa melawan covid, kan?

Kanjeng Nabi ngendiko :

” Dua perkara, tidak ada sesuatu pun yang melebihi keutamaanya, yaitu iman kepada Alloh dan memberi manfaat kepada orang orang islam.

Dua perkara, tidak ada sesuatupun yang lebih buruk darinya, yaitu syirik kepada Alloh dan mencelakakan orang orang islam”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *